Vitamin A: Rahasia Tumbuh Kembang Anak Optimal untuk Generasi Emas

Vitamin A: Rahasia Tumbuh Kembang Anak Optimal untuk Generasi Emas

Oleh : Rumah Vaksinasi

Mengapa Vitamin A Penting untuk Tumbuh Kembang Anak?

Membangun generasi emas Indonesia bukan hanya soal pendidikan dan lingkungan yang mendukung, tetapi juga dimulai dari pemenuhan kesehatan dasar anak sejak dini. Salah satu unsur vital dalam fase tumbuh kembang anak adalah vitamin A, nutrisi penting yang membantu anak tumbuh sehat, kuat, dan cerdas.

1. Mendukung Pertumbuhan dan Perkembangan

Vitamin A berperan dalam proses diferensiasi sel, yaitu pembentukan berbagai jenis sel tubuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik anak. Kekurangannya bisa menghambat perkembangan optimal dan memperlambat pertumbuhan tinggi badan.

2. Menjaga Kesehatan Mata

Vitamin A membantu pembentukan pigmen mata (rhodopsin), yang memungkinkan anak melihat dalam kondisi cahaya rendah. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja hingga kebutaan permanen.

3. Meningkatkan Sistem Imun Anak

Anak-anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang. Vitamin A meningkatkan pertahanan alami tubuh sehingga lebih kuat melawan infeksi seperti diare, campak, dan pneumonia.

4. Melindungi Kulit dan Organ Tubuh

Vitamin A menjaga integritas kulit dan selaput lendir, yang menjadi garis pertahanan pertama tubuh terhadap bakteri dan virus dari luar.

Dampak Kekurangan Vitamin A pada Anak

Meskipun Indonesia sudah memiliki program suplementasi nasional, defisiensi vitamin A masih terjadi, terutama pada balita. Dampak kekurangannya sangat serius:

  • Rabun senja hingga kebutaan
  • Meningkatkan risiko infeksi berat
  • Hambatan pertumbuhan dan perkembangan
  • Meningkatkan angka kesakitan dan kematian anak

Makanan Sumber Vitamin A yang Bisa Diberikan ke Anak

Vitamin A bisa diperoleh dari sumber hewani dan nabati:

  • Hewani: hati ayam/sapi, telur, ikan, susu
  • Nabati (pro-vitamin A): wortel, ubi kuning, bayam, daun singkong, labu kuning, mangga

Konsumsi makanan ini secara rutin membantu menjaga kadar vitamin A dalam tubuh anak.

Program Suplementasi Vitamin A di Indonesia

Untuk mencegah defisiensi vitamin A, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menjalankan program pemberian kapsul vitamin A gratis bagi anak usia 6–59 bulan setiap bulan Februari dan Agustus.

Jadwal dan Dosis Suplementasi Vitamin A

Usia Anak

Warna Kapsul

Dosis Vitamin A

Waktu Pemberian

6–11 bulan

Biru

100.000 IU

Februari & Agustus

12–59 bulan

Merah

200.000 IU

Februari & Agustus

Peran Orang Tua: Bangun Generasi Emas dari Rumah

Orang tua memiliki peran besar dalam memastikan asupan vitamin A anak terpenuhi dengan:

  • Memberikan makanan bergizi tinggi vitamin A secara rutin
  • Mengikuti program kapsul vitamin A gratis setiap Februari dan Agustus
  • Memonitor tumbuh kembang anak dan konsultasi ke fasilitas kesehatan jika ditemukan gejala kekurangan vitamin A

Kesimpulan

Vitamin A adalah pondasi penting dalam membangun masa depan anak Indonesia. Selain menjaga kesehatan mata, vitamin A berperan dalam sistem imun, pertumbuhan, dan menurunkan risiko kematian akibat penyakit infeksi.

Melalui suplementasi rutin dan konsumsi makanan bergizi, kita bisa bersama-sama mencegah stunting, kebutaan, dan membentuk generasi yang sehat, kuat, dan siap bersaing di masa depan.

Yuk, Bunda dan Ayah!
Datangi posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat di bulan Februari dan Agustus untuk mendapatkan kapsul vitamin A secara gratis. Lindungi masa depan anak, mulai dari satu kapsul kecil yang berdampak besar.

Cek info imunisasi lengkap lainnya di 👉 https://rumahvaksinasi.id

Referensi:

  1. Hadi H. Vitamin A supplementation selectively improves the linear growth of preschool children in Central Java, Indonesia. Am J Clin Nutr. 2000;71(1):507–513.
  2. Stevens GA, Bennett JE, Hennocq Q, et al. Trends and mortality effects of vitamin A deficiency in children in 135 countries: a modelling study. Lancet Glob Health. 2015;3(9):e528–e536.
  3. World Health Organization. Vitamin A supplementation: who, when and how. Community Eye Health. 2013;26(84):71.

Tinggalkan Balasan